Manusia
Perlu Hidup Mandiri
Manusia sebagai makhluk sosial akan membutuhkan orang lain
untuk melanjutkan hidup. Terlepas dari itu manusia perlu hidup mandiri
guna bertahan dalam menghadapi kerasnya hidup sehingga nantinya tidak terlalu
tergantung dengan bantuan orang lain. Jika kemandirian bisa dipupuk sejak dini
maka akan meningkatkan mutu hidup dan pada akhirnya memperkokoh fondasi bangsa.
Sifat kemandirian dapat dipupuk sejak dini melalui
pendidikan keluarga yang diterapkan kepada anak. Sebenarnya mengajarkan anak
tentang nilai-nilai kemandirian tidaklah sesulit yang dikira, hal-hal yang
sangat mendasar bisa diajarkan melalui pemahaman komunikasi secara halus yang
kemudian berlanjut kepada praktek. Contoh nyata adalah seorang anak yang
berumur 10 tahun sudah mampu belanja di warung terdekat dengan rumah dan
mengetahui secara persis berapa jumlah uang yang akan dikeluarkan dan
dikembalikan.
Efek positif dari kemandirian ini nantinya dapat memicu
kreatifitas anak dimana akan memunculkan ide-ide sesuai dengan keinginan mereka
dan berusaha merealisasikannya sekuat mereka mampu. Setelah dewasa mereka akan
menjadi seseorang dengan cita-cita tinggi dan mampu mengendalikan berbagai hal
sesuai dengan harapan yang akan diraihnya.
Unsur kemandirian ini juga ternyata sangat dibutuhkan dalam
bidang manajemen dimana seorang manager dituntut untuk mandiri
dan ahli dalam mengatur bawahan mereka beserta hal-hal yang terkait. Selain mampu
mengatur anak buahnya seorang manager juga dituntut kreatif menghasilkan suatu
ide baru dan inovasi sehingga mampu bangun di saat kondisi tertekan.
Bagaimana jika seorang yang katakanlah berumur 20 tahun tapi
masih belum mampu hidup mandiri atau terlalu membutuhkan bantuan orang
lain/orang tua? Metode yang bisa digunakan adalah dengan paksaan secara halus
dimana dia dituntut melakukan suatu hal dengan tenaga dan pikirannya sendiri.
Barangkali asumsi mengenai rakyat yang hidup miskin dan seadanya merupakan
orang-orang yang mandiri benar adanya mengingat semua yang ada dan mereka
jalani adalah untuk bertahan esok hari.
Di berbagai Pendidikan Tinggi pun sebenarnya sudah
diterapkan menganai pelatihan dasar kepemimpinan guna mengasah sifat
kemandirian peserta didik dan kerjasama. Budaya mandiri tidak lepas dari
pengaruh lingkungan juga yang memaksa mereka untuk menjalani kehidupan sosial
mereka sehari-hari. Bila kita tengok segelintir budaya Barat dimana anak yang
berumur 18 tahun diperkenankan hidup sesuai dengan yang mereka harapkan dan
lepas dari orang tua, pada taraf ini mereka sudah bisa disebut sebagai orang
yang dewasa dan mandiri walau kenyataannya tidak semua anak bisa melakukannya
benar-benar secara sendiri. Bagaimana dengan budaya kita, apakah dari awal
sudah mampu mengajarkan nilai-nilai kemandirian?
Jawabannya bisa ditemukan dalam kehidupan kita sehari-hari,
saat dihadapkan pada persoalan sosial yang lebih rumit maka pada dasarnya
pribadi seseorang akan ditempa menjadi pribadi yang lebih kuat. Kemandirian
juga diperlukan untuk menghimpun kekuatan atas ide dan sikap untuk
merealisasikan sesuatu yang pada kelanjutannya akan membangun citra positif
bagi para pemimpin yang akan duduk di pemerintahan.
Seorang yang mandiri dan yakin atas kemampuannya akan cenderung
bersifat jujur, optimis dan tidak mudah dihasut oleh orang lain. Yang
terpenting adalah mampu memberikan contoh kepada orang lain mengenai bagaimana
harus hidup, beberapa hal juga menjadi perhatian saat sebuah pribadi tidak
dibentuk berdasarkan kerja keras atau hanya ingin hidup enak dengan sedikit
kerja. Barangkali etos kerja bisa dibangun jika diawali dengan nilai
kemandirian.
0 komentar:
Posting Komentar